Tugas Softskill
Mata Kuliah Ilmu Sosial Dasar
Nama: Rizky Faturachman
Npm: 17613971
Kelas: 2 Sa 05
Sosialisasi adalah sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan aturan dari satu generasi ke generasi lainnya
dalam sebuah kelompok atau masyarakat. Sejumlah sosiolog menyebut sosialisasi sebagai teori mengenai peranan (role
theory). Karena dalam proses sosialisasi diajarkan peran-peran yang harus
dijalankan oleh individu.
Pengertian Sosialisasi menurut para
ahli:
1. Soerjono Soekanto
Sosialisasi adalah proses sosial tempat seorang
individu mendapatkan pembentukan sikap untuk berperilaku yang sesuai dengan
perilaku orang-orang di sekitarnya.
2. Broom &
Selznic
Sosialisasi adalah proses membangun atau menanamkan
nilai-nilai kelompok pada diri seseorang.
3. Peter L.
Berger
Sosialisasi ialah proses pada seorang anak yang sedang
belajar menjadi anggota masyarakat. Adapun yang dipelajarinya ialah peranan
pola hidup dalam masyarakat yang sesuai dengan nilai dan norma-norma maupun
kebiasaan yang berlaku dalam masyarakat.
4. Stewart
Sosialisasi adalah proses memperoleh kepercayaan,
sikap, nilai, dan kebiasaan dalam kebudayaannya.
5. Charlotte
Buhler
Sosialisasi adalah proses yang membantu
individu-individu belajar dan menyesuaikan diri terhadap bagaimana cara hidup
dan bagaimana cara berpikir kelompoknya, agar ia dapat berperan dan berfungsi
dalam kelompoknya.
6. Horton &
Hunt
Sosialisasi adalah proses dimana seseorang
menginternalisasikan norma-norma kelompok tempat ia hidup sehingga berkembang
menjadi satu pribadi yang unik.
7.
Koentjaraningrat
Sosialisasi adalah seluruh proses di mana seorang
individu sejak masa kanak-kanak sampai dewasa, berkembang, berhubungan,
mengenal, dan menyesuaikan diri dengan individu-individu lain yang hidup dalam
masyarakat sekitarnya.
8. Karel
J.Veeger
Sosialisasi adalah suatu proses belajar mengajar.
9. Irvin L.
Child
Sosialisasi adalah segenap proses yang menuntut
individu mengembangkan potensi tingkah laku aktualnya yang diyakini
kebenarannya dan telah menjadi kebiasaan serta sesuai dengan standar dari
kelompoknya.
10. Robert M.Z.
Lawang
Sosialisasi adalah proses mempelajari norma, nilai,
peran, dan semua persyaratan lainnya yang diperlukan untuk memungkinkan
partisipasi yang efektif dalam kehidupan sosial.
Proses sosialisasi
Menurut George Herbert Mead
George Herbert Mead berpendapat bahwa
sosialisasi yang dilalui seseorang dapat dibedakan menlalui tahap-tahap sebagai
berikut.
·
Tahap persiapan (Preparatory Stage)
Tahap ini dialami sejak manusia dilahirkan, saat
seorang anak mempersiapkan diri untuk mengenal dunia
sosialnya,
termasuk untuk memperoleh pemahaman tentang diri. Pada tahap ini juga anak-anak
mulai melakukan kegiatan meniru meski tidak sempurna.
Contoh: Kata "makan" yang diajarkan ibu kepada anaknya yang
masih balita diucapkan
"mam". Makna kata tersebut juga belum dipahami tepat oleh anak.
Lama-kelamaan anak memahami secara tepat makna kata makan tersebut dengan
kenyataan yang dialaminya.
·
Tahap meniru (Play Stage)
Tahap ini ditandai dengan semakin sempurnanya
seorang anak menirukan peran-peran yang dilakukan oleh orang dewasa. Pada tahap ini mulai
terbentuk kesadaran tentang nama diri dan siapa nama orang tuanya, kakaknya,
dan sebagainya. Anak mulai menyadari tentang apa yang dilakukan seorang ibu dan
apa yang diharapkan seorang ibu dari anak. Dengan kata lain, kemampuan untuk
menempatkan diri pada posisi orang lain juga mulai terbentuk pada tahap ini.
Kesadaran bahwa dunia sosial manusia berisikan banyak orang telah mulai
terbentuk. Sebagian dari orang tersebut merupakan orang-orang yang dianggap
penting bagi pembentukan dan bertahannya diri, yakni dari mana anak menyerap norma dan nilai. Bagi seorang anak,
orang-orang ini disebut orang-orang yang amat berarti (Significant other)
·
Tahap siap bertindak (Game Stage)
Peniruan yang dilakukan sudah mulai berkurang
dan digantikan oleh peran yang secara langsung
dimainkan sendiri dengan penuh kesadaran. Kemampuannya menempatkan diri pada
posisi orang lain pun meningkat sehingga memungkinkan adanya kemampuan bermain secara bersama-sama.
Dia mulai menyadari adanya tuntutan untuk membelakeluarga dan bekerja sama
dengan teman-temannya. Pada tahap ini
lawan berinteraksi semakin banyak dan
hubunganya semakin kompleks. Individu mulai berhubungan dengan teman-teman
sebaya di luar rumah. Peraturan-peraturan yang berlaku di luar keluarganya
secara bertahap juga mulai dipahami. Bersamaan dengan itu, anak mulai menyadari
bahwa ada norma tertentu yang berlaku
di luar keluarganya.
·
Tahap penerimaan norma kolektif (Generalized
Stage/Generalized other)
Pada tahap ini seseorang telah dianggap dewasa. Dia sudah dapat
menempatkan dirinya pada posisi masyarakat secara luas. Dengan kata lain, ia
dapat bertenggang rasa tidak hanya dengan orang-orang yang berinteraksi
dengannya tapi juga dengan masyarakat luas. Manusia dewasa menyadari pentingnya
peraturan, kemampuan bekerja sama--bahkan dengan orang lain yang tidak
dikenalnya-- secara mantap. Manusia dengan perkembangan diri pada tahap ini
telah menjadi warga masyarakat dalam arti sepenuhnya.
Menurut Charles H. Cooley
Cooley lebih menekankan peranan
interaksi dalam teorinya. Menurut dia, Konsep Diri (self concept)
seseorang berkembang melalui interaksinya dengan orang lain. Sesuatu yang
kemudian disebut looking-glass
self terbentuk melalui tiga
tahapan sebagai berikut.
1. Kita membayangkan bagaimana kita
di mata orang lain.'
Seorang anak merasa dirinya sebagai
anak yang paling hebat dan yang paling pintar karena sang anak memiliki
prestasi di kelas dan selalu menang di berbagai lomba.
2. Kita membayangkan bagaimana
orang lain menilai kita.'
Dengan pandangan bahwa si anak adalah
anak yang hebat, sang anak membayangkan pandangan orang lain terhadapnya. Ia
merasa orang lain selalu memuji dia, selalu percaya pada tindakannya. Perasaan
ini bisa muncul dari perlakuan orang terhadap dirinya. MIsalnya, gurunya selalu
mengikutsertakan dirinya dalam berbagai lomba atau orang tuanya selalu
memamerkannya kepada orang lain. Ingatlah bahwa pandangan ini belum tentu
benar. Sang anak mungkin merasa dirinya hebat padahal bila dibandingkan dengan
orang lain, ia tidak ada apa-apanya. Perasaan hebat ini bisa jadi menurun kalau
sang anak memperoleh informasi dari orang lain bahwa ada anak yang lebih hebat
dari dia.
Tujuan Sosialisasi
Sosialisasi sebagai proses sosial mempunyai
tujuan sebagai berikut
1. Memberi keterampilan dan pengetahuan
yang dibutuhkan untuk melangsungkan kehidupan seseorang kelak di tengah-tengah
masyarakat.
2. Menambah kemampuan berkomunikasi secara efektif dan efisien.
3. Membantu pengendalian fungsi organik yang dipelajari melalui latihan mawas diri.
4. Membiasakan individu dengan nilai-nilai dan kepercayaan pokok yang ada pada masyarakat.
5. Untuk mengetahui lingkungan alam sekitar.
6. Untuk mengetahui lingkungan sosial, tempat individu bertempat tinggal termasuk lingkungan sosial yang baru.
7. Untuk mengetahui nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat.
8. Untuk mengetahui lingkungan sosial budaya suatu masyarakat.
2. Menambah kemampuan berkomunikasi secara efektif dan efisien.
3. Membantu pengendalian fungsi organik yang dipelajari melalui latihan mawas diri.
4. Membiasakan individu dengan nilai-nilai dan kepercayaan pokok yang ada pada masyarakat.
5. Untuk mengetahui lingkungan alam sekitar.
6. Untuk mengetahui lingkungan sosial, tempat individu bertempat tinggal termasuk lingkungan sosial yang baru.
7. Untuk mengetahui nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat.
8. Untuk mengetahui lingkungan sosial budaya suatu masyarakat.
PERANAN SOSIAL MAHASISWA DAN PEMUDA DI
MASYARAKAT
Pada masa 1990 sampai 2000 an demonstrasi masih
marak di berbagai tempat. Pada masa itu mahasiswa
dan pemuda menyebutkan dirinya sebagai Gerakan Moral. Sedangkan pada mahasiswa
yang lain gerakan mahasiswa menyebutkan dirinya sebagai gerakan Politik.
Mahasiswa menjadi pecah dan terkadang pragmatis. Tidak menjadi rahasia umum lagi mahasiswa dibayar untuk berdemonstrasi.
Sebelum terlalu jauh meneropong peranan mahasiswa di luar kampus– walaupun klise– sebaiknya kita mesti ingat bahwa tugas utama mahasiswa dan pemuda adalah belajar di sekolah/kampus.
Peranan sosial mahasiswa dan pemuda di masyarakat, kurang lebih sama dengan peran warga yang lainnnya di masyarakat. Mahasiswa mendapat tempat istimewa karena mereka dianggap kaum intelektual yang sedang menempuh pendidikan. Pada saatnya nanti sewaktu mahasiswa lulus kuliah, ia akan mencari kerja dan menempuh kehidupan yang relatif sama dengan warga yang lain.
Sarana tempat hiburan tumbuh pesat bak “jamur di musim hujan” arena billyard, playstation, atau arena hiburan ketangkasan lainnya, hanyalah tempat bagi anak-anak dan generasi muda membuang waktu secara percuma karena menarik perhatian dan waktu mereka yang semestinya diisi dengan lebih banyak untuk belajar, membaca buku di perpustakaan, berorganisasi atau mengisi waktu dengan kegiatan yang lebih positif.
Mahasiswa menjadi pecah dan terkadang pragmatis. Tidak menjadi rahasia umum lagi mahasiswa dibayar untuk berdemonstrasi.
Sebelum terlalu jauh meneropong peranan mahasiswa di luar kampus– walaupun klise– sebaiknya kita mesti ingat bahwa tugas utama mahasiswa dan pemuda adalah belajar di sekolah/kampus.
Peranan sosial mahasiswa dan pemuda di masyarakat, kurang lebih sama dengan peran warga yang lainnnya di masyarakat. Mahasiswa mendapat tempat istimewa karena mereka dianggap kaum intelektual yang sedang menempuh pendidikan. Pada saatnya nanti sewaktu mahasiswa lulus kuliah, ia akan mencari kerja dan menempuh kehidupan yang relatif sama dengan warga yang lain.
Sarana tempat hiburan tumbuh pesat bak “jamur di musim hujan” arena billyard, playstation, atau arena hiburan ketangkasan lainnya, hanyalah tempat bagi anak-anak dan generasi muda membuang waktu secara percuma karena menarik perhatian dan waktu mereka yang semestinya diisi dengan lebih banyak untuk belajar, membaca buku di perpustakaan, berorganisasi atau mengisi waktu dengan kegiatan yang lebih positif.
Peran pemuda yang seperti ini
adalah peran sebagai konsumen saja, pemuda dan mahasiswa berperan sebagai
“penikmat” bukan yang berkontemplasi (pencipta karya). Dapat ditambahkan disini
persoalan NARKOBA yang dominan terjadi di kalangan generasi muda yang
memunculkan kehancuran besar bagi bangsa Indonesia.
Sudah 60 tahun
lebih bangsa Indonesia merdeka, sistem pendidikan telah dibaharui agar mampu
menjawab berbagai perubahan diseputaran kehidupan umat manusia. Tetapi selesai
kuliah barisan penganggur berderet-deret. Para penganggur dan setengah
penganggur yang tinggi merupakan pemborosan-pemborosan sumber daya, mereka
menjadi beban keluarga dan masyarakat, sumber utama kemiskinan yang dapat
mendorong peningkatan keresahan sosial dan kriminal dan penghambat pembangunan
dalam jangka.
Saya akan meneceritakan
organisasi yang pernah saya ikuti, organisasinya adalah Rohani islam atau biasa
disebut dengan rohis pada tahun 2010 saat masih duduk dibangku SMA saya
mengikuti organisasi ini dengan semaksimal mungkin agar bermanfaat dan berguna
untuk mendapatkan pengalaman, belajar, mendapatkan teman baru. Ada juga Program-program
rohis di SMA saya contohnya adalah
shalat dzuhur dan jumat berjamaah, mentoring al-quran, keputrian dan kegiatan
lainnya adalah pesantren ramadhan yang dilaksanakan 1 tahun sekali selama bulan
ramadhan saya pun terlibat langsung dalam program dan kegiatan ini menjadi
kordinator shalat dzuhur dan jumat berjamaah dengan tugas mengatur serta
mempersiapkan segala hal mengenai shalat ini yang terakhir saya terpilih
menjadi panitia pesantren selama 2 tahun berturut-turut. Pengalaman organisasi
ini tidak pernah saya lupakan hingga sekarang.
Tujuannya adalah untuk
mengembangkan jiwa rohani setiap siswa maupun siswi agar bisa menanamkan jiwa
yang baik dan islami, serta membentuk kepribadian/akhlak yang berguna bagi
masyarakat dan kembali ke ajaran yang diperintah allah serta meninggalkan
larangannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar