Selasa, 22 April 2014

Sejarah Museum Keprajuritan Indonesia (TMII)


Tugas Softskill
Mata Kuliah Kepariwisataan




Nama: Rizky Faturachman
Kelas: 1SA 05
Npm: 17613971

 



Taman Mini Indonesia Indah

Taman Mini Indonesia Indah (TMII) merupakan suatu kawasan taman wisata bertema budaya Indonesia di Jakarta Timur. Area seluas kurang lebih 150 hektare] atau 1,5 kilometer persegi ini terletak pada koordinat 6°18′6.8″LS,106°53′47.2″BT. Taman ini merupakan rangkuman kebudayaan bangsa Indonesia, yang mencakup berbagai aspek kehidupan sehari-hari masyarakat 26 provinsi Indonesia(pada tahun 1975) yang ditampilkan dalam anjungan daerah berarsitektur tradisional, seta menampilkan aneka busana, tarian, dan tradisi daerah. Di samping itu, di tengah-tengah TMII terdapat sebuah danau yang menggambarkan miniatur kepulauan Indonesia di tengahnya, kereta gantung, berbagai museum, dan Teater IMAX Keong Mas dan Teater Tanah Airku), berbagai sarana rekreasi ini menjadikan TMIII sebagai salah satu kawasan wisata terkemuka di 
 Sejarah

Gagasan pembangunan suatu miniatur yang memuat kelengkapan Indonesia dengan segala isinya ini dicetuskan oleh Ibu Negara, Siti Hartinah, yang lebih dikenal dengan sebutan Ibu Tien Soeharto. Gagasan ini tercetus pada suatu pertemuan di Jalan Cendana no. 8 Jakarta pada tanggal 13 Maret 1970. Melalui miniatur ini diharapkan dapat membangkitkan rasa bangga dan rasa cinta tanah air pada seluruh bangsa Indonesia. Maka dimulailah suatu proyek yang disebut Proyek Miniatur Indonesia "Indonesia Indah", yang dilaksanakan oleh Yayasan Harapan Kita.
TMII mulai dibangun tahun 1972 dan diresmikan pada tanggal 20 April 1975. Berbagai aspek kekayaan alam dan budaya Indonesia sampai pemanfaatan teknologi modern diperagakan di areal seluas 150 hektare. Aslinya topografi TMII agak berbukit, tetapi ini sesuai dengan keinginan perancangnya. Tim perancang memanfaatkan ketinggian tanah yang tidak rata ini untuk menciptakan bentang alam dan lansekap yang kaya, menggambarkan berbagai jenis lingkungan hidup di Indonesia.
 

Sejarah Museum Keprajuritan Indonesia (TMII)

Museum Keprajuritan Indonesia adalah bangunan berbentuk segi lima dikelilingi air laksana sebuah benteng pertahanan. Perairan sekeliling benteng ini menggambarkan Negara kepulauan dengan doktrin Wawasan Nusantara. Museum ini dibangun diatas lahan 4,5 ha dengan luas bangunan 7.545 m2 dan diresmikan pada tanggal 5 Juli 1987 oleh Presiden Soeharto.
Misi pembangunan museum ini adalah untuk melestarikan bukti dan rekaman sejarah perjuangan bangsa pada masa-masa perjuangan sejak abad ke-7 sampai abad ke-19. Oleh karena itu, setiap segi bangunan dan benda yang ditampilkan memiliki makna perlambang.Gerbang utama berbentuk model bangunan abad ke-16, mencerminkan sifat keterbukaan dan keramahtamahan rakyat Indonesia. Di setiap sudut bangunan terdapat menara pengintai atau Bastion, menyiratkan kewaspadaan Nasional. Dua kapal tradisional, yaitu kapal Banten dan kapal Pinisi dari Sulawesi Selatan bersandar di danau, melambangkan kekuatan maritim dari barat sampai ke timur.


Secara garis besar ,museum yang terletak di jalur keluar bagian selatan ini menyimpan bukti dan rekaman sejarah perjuangan bangsa Indonesia dari waktu ke waktu.  Jadi, museum ini bisa disebut museum edukasi terutama untuk anak-anak sekolah.  Memasuki ruang museum,kita harus menaiki tangga menuju lantai 2 terlebih dahulu untuk melihat koleksi di museum ini. Di sepanjang ruangan lantai kedua yang remang-remang ini, terdapat banyak diorama yang menggambarkan perlawanan pejuang-pejuang Indonesia melawan penjajah,. Selain itu ada patung yang memeragakan pakaian perang tiap-tiap wilayah di negara Indonesia. Tiruan senjata seperti meriam, panji-panji dalam peperangan dan bahkan formasi dalam melawan tentara Belanda,seperti formasi garuda ,semua dapat kita saksikan di sini.


Karena bangunan ini berbentuk benteng  maka kita bisa menuju atap yang datar dan luas. Terdapat beberapa tiruan meriam di sana. Dari atas benteng ini kita bisa melihat ke bawah lebih leluasa. Namun yang saya amati,bangunan seluas 7.545 m2 tampak kurang maksimal penggunaannya. Banyak sekali ruang kosong di bagian atap dibiarkan kotor dan kumuh. Bahkan di ruamg pamer koleksi pun tidak terkesan bersih seperti museum Indonesia atau museum Purna Bhakti pertiwi.









Rizky Faturachman

            Pakaian Perang Prajurit            

Kapal Tradisional

Panji-panji

Meriam di Bagian Atas

Tiruan Meriam


                     Patung Pahlawan Mengelilingi Panggung

Museum Keprajuritan Indonesia








Tidak ada komentar:

Posting Komentar